Rabu, 02 Juli 2014

metode perbedaan Manhaj Salafi dan Manhaj Haroki

Bismillah.
Anda ingin mengetahui metode perbedaan Manhaj Salafi dan Manhaj Haroki...?
-----------------------------------------------------------
Begini perbedaan Metode Manhaj Salafi dan Manhaj Haroki adalah didalam metode berdakwah.Salafiyyin menjadikan rujukan mereka didalam berdakwah adalah dakwah para Rasul,sedangkan metode dakwah harokiyyin sangatlah terpengaruh dengan situasi dan kondisi/lebih condong kepada pergerakkan.
Harokiyyun metode dakwah nya itu lebih mengutamakan "Khilafah".Inilah yg menjadikan mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk menggalangkan massa dalam jumlah yg besar untuk merebutkam kekuasaan.
Lihat salah satu toko2 mereka contohnya perkataan Hasan al-Bana didalam kitab:Majmu'atu Rosa'il halaman.452 beliau mengatakan:"Hal yg paling penting sekarang ini yg hendaknya perhatian kaum muslimin diarahkan kepadanya adalh wajib mempersatukan barisan dan menyatukan kalimat dengan sekuat tenaga."
Dan dari tokoh2 mereka yg lain jg sampai berdakwah itu tdak mengajak umat untuk dijalan yg hak....dan hanya mengharapkan kedudukan semata.
Dan seprti perkataan seorang toko haroki Hasan at-Turabi,mengatakan:"Hendaknya kita biarkan para penyembah kuburan thowaf dikuburan2 hingga kita bisa mencapai dikubah parlemen....!!"(perkataan ini terdapt didalam suatu majalah al-Istiqomah edisi bulan Rabi'ul Awwal 1408 H halaman.26).
Adapun Salafiyyun maka mereka tidak memandang kepada sedikit dan banyaknya jumlah, dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas sikap diam dari kesyirikan dengan alasan untuk mendapat dukungan massa. Adapun kekuasaan dan kemenangan adalah pemberian Alloh bagi hamba-hambaNya yang bertaqwa sebagai balasan atas istiqomah mereka dalam agamaNya, Allah Subhanahu wa ta’ala telah berfirman.
"…. Bahwasanya bumi ini diwarisi hamba-hambaKu yang sholih."(QS.Al-Anbiya:105).
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
"… Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah ; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah;diwariskanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dan dari hamba-hambaNya, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang –orang yang bertaqwa."(QS.Al-A’raf : 128).
Allah subhannahu wa ta'ala telah mengingatkan kita jangan sampai terperdaya dengan jumlah massa yang banyak.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh …"(QS, Al-An’am:116).
Dan Allah subhannahu wa ta'ala berfirman :
"Allah berjanji bagi orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal
shalih dan bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan sebagai penguasa
(pemimpin) di muka bumi sebagaimana orang-orang terdahulu telah berkuasa., dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk
mereka dan Dia benar-benar akan menggantikan kondisi mereka setelah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa, Mereka tetap beribadah kepadaKu
dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu, Dan barangsiapa yang
tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik (QS.An-Nur: 55).
Lihat perkataan Ulama Salaf ketika menjelaskan ayat diatas.
---------------------------------------------------------------
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menerangkan:"Ini adalah Janji
Allah Ta'ala kepada Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam bahwa Dia akan
menjadikan umatnya sebagai khalifah dan pemimpin di muka bumi ini. Seluruh umat
akan tunduk dibawah kekuasaan mereka dari perasaan takut yang dulu selalu
menghantui menjadi perasaan aman sentosa penuh ketenangan…"(Lihat didalam kitab:Tafsir Ibnu Katsir
III).
Asy Syaikh Abdurrahman Nasir As Sa'di rahimahullah berkata tentang surat An Nur
ayat 55 diatas Janji yang diberikan Allah Ta'ala dalam ayat ini akan terus
berlaku sampai hari kiamat. Selama mereka menegakkan keimanan dan amal shalih
maka pasti akan diperoleh apa yang dapat dikuasai oleh orang-orang kafir dan
munafik, maka itu disebabkan mereka menyia-nyiakan iman dan amal shalih yang
diperintahkan kepada mereka."(Lihat didalam kitab:Tafsir As Sa'di).
Pada ayat di atas jelas sekali syarat yang Allah berikan yaitu Iman (tauhid dan
keikhlasan yang bersih dari berbagai macam kesyirikan) dan Amal shalih (amalan
yang ittiba mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam diatas
manhaj salafusshalih jauh dari bid'ah dan ta'assub hizbiyah), kedua syarat
inilah yang harus dipenuhi kaum muslimin, yang hari-hari ini sebagian mereka
terperosok kepada amalan-amalan bid'ah bahkan sebagian lainnya terperosok ke
dalam kesyirikan. Sementara mental-mental kaum muslimin yang lemah dihinggapi
penyakit wahn.
'Telah berkumpul umat-umat untuk menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang
yang makan berkumpul menghadapi piringnya'. Mereka berkata : Apakah pada saat
itu kami sedikit wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : 'Tidak, pada saat itu
kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan
menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah
akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn'. Mereka berkata : Apakah
penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?. Beliau menjawab :'Cinta dunia dan takut
akan mati".(Haadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (4297), Ahmad (5/287),
dari hadits Tsaubah Radhiyallahu anhu, dan dishahihkan oelh Al-Albani dengan
dua jalannya tersebut dalam As-Shahihah (958)
Keadaan yang tragis tersebut ditambah lagi sebagian kaum muslimin yang
terperosok memakai cara kuffar dengan demokrasinya. Mereka tidak sadar bahwa
cara itulah salah satu alat pemecah belah kaum muslimin, mereka lebih sering
tertipu dan takut dengan dzon (dugaan- dugaan) mereka sendiri, bahwa kaum
kuffar akan menguasai mereka, partai kuffar akan membunuh dan membrangus
mereka, yang ini memang merupakan salah satu ciri bagian dari wahn yang timbul
dari kelemahan iman mereka, terhadap ayat dan janji Allah di dalam Al Qur'an
dan hadist.
Syaikh Abdul Malik Ar Ramadhani hafidzahullah pernah mengatakan ketika
mendengar pembicaraan emosional "orang-orang kafir akan memerangi kaum
muslimin, menumpahkan darah, merampas harta... dst" beliau berkata pembicaraan
seperti ini hanyalah menyibukkan dan menyia-nyiakan waktu, hanya membuat kaum
muslimin miris dan menganggap semua kekuatan milik orang kafir. Jadi pada
hakikatnya ini adalah pembicaraan untuk mengukuhkan orang kafir, bukan
perbicangan untuk memberikan semangat bagi kaum muslimin untuk menghadapi
orang-orang kafir, karena hal itu tidak lebih dari ratap dan jerit tangis. Yang
seperti ini tidak ada manfaatnya.....namun yang kita inginkan adalah kita
bersama-sama menempuh cara Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam memperbaiki
keadaan..."
Sungguh benar perkataan beliau hafidzahullah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam
mendidik (tarbiyah) ummatnya dengan sunnah, membersihkan aqidah mereka
(tasfiyah) dengan Tauhid dan keikhlasan tidak pernah beliau menceritakan
keadaan Romawi dan Parsi saat itu sehingga menakut-nakuti kaum muslimin, karena
hal itu bukanlah cara Islam, yang Nabi shallallahu alaihi wa sallam lakukan
adalah memperkuat aqidah kaum muslimin dengan tauhid dan sunnah. Menanamkan
janji Allah pada mereka, yang mereka imani janji-janji Allah tersebut dengan
kuat di hati-hati dan jiwa mereka.
"Sesungguhnya Allah telah melipatkan bumi ini bagiku, lalu aku dapat melihat
yang paling timur dan barat, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan sampai
kepada apa yang telah dilipatkan untukku itu". (HR. Muslim 8/171, Abu Dawud
4252, Tirmidzi 2/27, Ibnu Majah 2952, dan Ahmad 5/278 dan 284 dari haditsnya
Tsauban dan Syadad bin Aus).
Maka dengan kesabaran dan keimanan yang kuat mereka merealisasikan janji Allah
tersebut walaupun jumlah mereka yang masih sedikit.
"Betapa banyak pasukan kecil bisa mengalahkan pasukan yang besar dengan idzin
Allah Dan Allah bersama orang-orang yang sabar" (Qs Al Baqoroh :249).
Sungguh kehinaan dan musibah kepada kaum muslimin saat ini tidak lepas dari
kesalahan yang mereka lakukan sendiri, bukan semata-mata karena kekuatan orang
kafir.
"Jika kalian sudah jual beli dengan 'inah(salah satu bagian riba), memegang
ekor sapi, rela dengan pertanian, dan meninggalkan jihad, maka Allah akan
menimpakan kehinaan dan Alllah tidak akan melepaskan kehinaan tersebut sampai
kalian kembali kepada agama kalian."(HR Abu Daud dan dishahihkan oleh Syaikh
Albani dalam shahih Abu Daud No.3956).
FULAN AQIDAHNYA SALAFI TAPI MANHAJNYA HAROKI?!
---------------------------------------------------------------
Syaikh Dr Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullahu berkata:"Sebagian orang mengatakan : ‘Fulan Salafi aqidahnya tetapi manhajnya bukan Salafi’, demikianlah mereka katakan. Ucapan ini mengandung kekeliruan yang besar, karena sesungguhnya aqidah (keyakinan)nya, barangsiapa memiliki aqidah tertentu maka pasti manhaj dan jalannya beranjak dari keyakinan tersebut. Barangsiapa yang memiliki keyakinan bahwa aqidah adalah perkara yang diada-adakan dalam agama, dan bahwasanya para ahli bid’ah adalah bahaya yang mengancam kaum muslimin dalam agamanya, bagaimana dia menyikapi para ahli bid’ah? Tentunya dia akan menyikapi mereka sesuai dengan keyakinannya pada mereka, tidaklah logis kalau dia menyikapi mereka ini dengan manhaj yang menyelisihi keyakinannya tentang mereka. Maka sesungguhnya ucapan di atas menyelisihi realita. Ucapan di atas membawa pemahaman yang keliru yaitu bahwasanya aqidah hanyalah bab-bab tertentu, sebagaimana sebagian orang menyangka bahwa aqidah hanyalah masalah asma dan ahkam, serta asma wa shifat, barangsiapa yang mencocoki Salaf dalam masalah-masalah ini dan menyelisihi Salaf dalam masalah-masalah yang lainnya, maka aqidahnya sudah benar, sehingga dia dikatakan Salafi dari segi aqidah dan bukan Salafi (tetapi haroki) dalam manhaj!! Orang seperti ini telah berbuat kesalahan di dalam pembenaran aqidahnya, dia perlu belajar pemahaman yang benar tentang hakikat aqidah."(Lihat didalam kitab:Ibarot Muhimah halaman.11).
Demikianlah ana nukilkan 2 perkataan seorang toko Harokiyyun agar kita bs membedakan mana Manhaj Salafiyyun dan mna Manhaj Harokiyyun.
Waallahu Ta'ala Alam.
Semoga Bermanfaat Barakallahufik.
Afwan ana maa khodamatun jidaalun.